Welcome to my Blog

Thanks for ur time...see and left comment for my artichle or all about me...

Kamis, 29 Mei 2008

Babyholic


Rasanya ada kebanggan tersendiri ketika mengurus seorang baby seharian tanpa ada masalah... Seperti ketika semua pekerjaan kantor yang rumit dan menumpuk dapat di selesaikan. I like that, hope get it... Tentunya tidak berarti saya mau menikah muda, saya bisa menyalurkan kerinduan saya akan baby terhadap lingkungan saya yang tentunya banyak baby... Jaminan saya lebih mengerti baby tidak utama, tapi saya selalu belajar untuk memahami sebenarnya bagaimana menyikapi segala perkembangannya. Saya bisa lebih khawatir dari pada Ibunya klo sudah masalah baby. Hiegienitas, kesehatan, serta cara belajar yang saya tanamkan pada seorang baby bisa membuat ibunya geleng-geleng kepala... Yah, memang saya begitu menyukai baby siapapun dan dimanapun. Mengenai pola didik yang saya terapkan pada baby, tidak lantas menjadikan saya merasa sempurna menjadi seorang ibu yang baik. Tapi paling tidak saya berusaha menciptakan pemikiran yang positif sedari dini kepada baby itu. Karena ketika umur 3 bulan seorang baby akan mengigat dan menyimpan memorynya di bawah alam sadarnya. Sehingga ketika kita memberikan sesuatu hal yang akan dia rekam dalam alam bawah sadarnya,maka itu kesempatan kita untuk memasukan segala informasi positif yang akan memberikan dampak positif pula.

Minggu, 25 Mei 2008

Kenapa sekarang semua jd lebih gak jelas???

Aku hampir kehabisan akal menghadapi perpisahan ini... tapi kamu cukup hebat karena bisa tampak biasa-biasa aja... Selamat atas pilihan ini yang mungkin akan membawa kamu ke kehidupan yang lebih baik. Tapi kenapa tiba-tiba sekarang semua jadi lebih gak jelas buat aku? kejelasan yang beberapa waktu lalu aku minta ke kamu??? mana??? sekarang setelah kamu berhasil pergi dari hidup aku kenapa masih ada lagi penjelasan dari kamu yang sekarang malah lebih gak jelas kebenarannya???? Apa-apaan ini ko??? Aku berharap kamu bisa jadi cowo!!!

Sabtu, 24 Mei 2008

my sweety boim

Yang ini keponakan mantan pacarquw tersayang... Mudah-mudahan tak seperti om nya...hehehehe

Divya berhitung dan bernyanyi....





Jumat, 23 Mei 2008

Annisa Ma Lafhly

Aku dan dia dengan edisi yang lain

Ini tentang bagaimana saya dan dia menjalani hubungan kami sekarang. Dia begitu baik walau kami pernah merasakan sama-sama saling menyakiti. Tapi ya sudah lah, yang lalu biar hanya kami simpan dan cukup menjadi kenangan. Ketika kami kembali bertemu, tentunya dengan kedewasaan sikap yang lebih dari pada sebelumnya kami merasa bisa saling lebih mengerti. Dia yang dulu tertutup dan selalu menyembunyikan hal apapun dari saya serta selalu memaksakan dirinya untuk ikut serta kegiatan yang saya lakukan walau terpaksa itu sudah tidak lagi dia lakukan. Sayapun lebih bisa mengerti keadaannya, mencoba memahami apa yang sedang ada dalam dirinya, termaksud memahami bahwa saat bersama saya dulu dia memang tidak bisa SERIUS dengan wanita manapun, sekalipun saya yang dia anggap bisa menjadi segalanya. Saat ini ketika saya menerima segala ceritanya, saya merasa dia butuh seseorang yang bisa membantu dia mencari apa yang sebenarnya dia inginkan. Mencari seperti apa wanita yang dia inginkan, dari ceritanya terkadang saya bisa memahami hatinya, mengerti keadaanya yang mungkin tidak lebih baik dari keadaan saya yang sedang melupakan seseorang yang juga pernah dan masih mengisi hati saya. Dia terlihat kuat, tegas, dan sebelumnya saya berfikir dia tidak punya arti kata SAKIT HATI. Tapi ternyata dia pernah mengalami itu, dan dia bisa kembali menata hidupnya dari rasa itu walau sampai detik ini masih dalam proses. Kami mempunyai nasib yang serupa, sama-sama harus dengan terpaksa melupakan orang yang kami sayang karena lingkungan kami tidak menghendaki hubungan kami dengan pasangan kami. Saya memilih diam, menangis, dan tetap bertahan dengan perasaan yang saya miliki terhadap seseorang yang karena lingkungan kami tidak dapat melanjutkan semuanya. Tidak jauh berbeda dengan dia, tapi mungkin tidak dengan tangis karena saya sendiri gak bisa membayangkan dia yang sedang menangis, karena dia bukan sosok pria cengeng di mata saya. Saat ini saya merasa dia sudah lelah mempertahankan rasa sayang dan tetap mempertahankan perhatiannya terhadap wanita yang begitu dia sayangi. Dari keseluruhan ceritanya, dia nampak menyerah dan sudah pasrah jika memang wanita itu tidak dapat ia pertahankan. Rasanya turut bersedih untuk segala perasaan yang sedang berkecambuk di hatinya, walau sebenarnya saat ini saya juga sudah merasakan ke-sia-siaan jika terus memikirkan dan terus menutup diri saya untuk yang lain karena seseorang yang saya sayangi sama seperti dia menyayangi wanita itu. Saya bahkan sudah mencoba untuk berbicara dengan wanita itu, mencoba melihat keadaan hubungan mereka dari dua sisi yang berbeda, dari sisi dia, dan dari sisi wanita itu. Ada sebuah kesimpulan yang saya tanggapi dari pembicaraan kami sebuah harapan juga dari wanita itu untuk tetap bersamanya, namun harapan itu juga bersaing dengan sebuah keyakinan yang sama-sama mereka pegang yang akhirnya tidak dapat menemukan mereka pada satu titik keseragaman. Jelas masalah mereka sudah sangat berbeda dengan saya. Dan sebuah keyakinan tidak dapat lagi saya campuri. Posisi saya hanya sebagai pendengar yang baik, dan sedikit memberikan pendapat saya yang tentunya tidak mungkin juga di jadikan refrensi untuk mereka. Pendapat saya tidak cukup objektif, karena bukan saya yang menjalani hubungan dan merasakan perasaan yang sedang mereka rasakan. Kemudian, saat ini saya jadi merasa dia dan saya sudah ada pada tahap saling mengerti satu sama lain, baik tentang sikap kami dan tentang perasaan kami sebenarnya. Hal ini membuat saya sedikit khawatir, khawatir jika ternyata saya memang benar-benar mengerti dia, menerima segalanya tentang dia, dan akhirnya malah kembali sama dia. Dengan situasi saya dan dia sudah memiliki kartu AS masing-masing, takut itu malah menjadi boomerang buat hubungan kami ke depan. Bagaimanapun WANITA ADALAH TEMPATNYA SALAH, seberapa besarpun kesalahan dia tetap saja akan bisa hilang dan tidak berlaku buat saya. Saat ini saya nyaman menjalani hubungan yang bisa saling mengerti dan mengisi diantara kami. Walau kami sendiri tahu bahwa kami bukanlah apa yang kami harapkan. Saya mempunyai sikap yang khusus saya berlakukan untuk dia " Terserah dia mau apa, tapi jika apa yg dia lakukan merugikan buat saya dalam bentuk apapun maka saat itu juga saya akan pergi dari hidupnya " so... selama dia baik, sayapun akan baik, tapi jika dia jahat, saya hanya cukup meninggalkan dia...agar dia tahu bagaimana bedanya saat saya yg bisa mengerti dia pergi dari hidupnya.

Rabu, 21 Mei 2008

Aku yang akan selalu mengalah dan tetap bertahan

"Kenapa sih mesti saya yang mengalah??? selalu saya yang mengalah..." Itu adalah kata yang terucap ketika saya terdampar dalam Pulau patah hati, yang tidak pernah saya kunjungi seumur hidup saya.Ketika cinta itu kuat dan begitu membuat saya yakin bisa berdiri saya harus mengalah dan mudur, karena tidak ada tempat buat orang seperti saya. Saya muak dan lelah, bahkan sangat tidak menerima kenyataan ini... Seseorang yang saya sayang harus terlepas dari hidup saya, karena dia lebih memilih seseorang yang lebih dulu mengisi hidupnya. Saya tahu, saya memang harus mengalah untuk itu. Dan saya tidak pernah menyesali apa yang sudah dia putuskan, walau saya tahu itu semua adalah kesakitan dan perih yang gak berujung bagi saya. Bagi saya pernah mengenalnya adalah sebuah jalan hidup, untuk saya menuju ke arah lebih baik. Tapi saya kadang mempunyai sisi lemah dimana saya selalu mengingat hari-hari berasamanya, seketika itu saya pasti menjadi manusia paling melow sejagat. Terus mengingat kesalahan adalah kebodohan, sebenarnya saya tidak mau di katakan bodoh tapi sekali lagi ini adalah perasaan dan hati yang berbicara, bukan akal atau logika. saya tidak suka bila dikatakan cinta buta, saya masih bisa melihat dengan jernih dan tidak ingin merugikan siappun disini juga wanita lain. Saya juga pernah merasakan kepedihan ibu saat ayah berselingkuh, dan saya tahu betul bahwa perselingkuhan adalah kasus paling menyiksa seorang wanita dalam rumah tangga. Namun ketika saya di hadapi pada kenyataan bahwa saya menyayangi seseorang yang notabennya tidak lagi sendiri, seketika saya seperti menyakiti ibu saya sendiri. Namun rasa yang saya bilang sayang itu begitu kuat, bahkan sangat kuat hingga saya tidak merasakan sakit ketika harus melihat dia bersama teman hidupnya bersama, tidak sakit ketika dia memilih untuk tidak lagi menhubungi saya. Bagi saya jika memang dia sudah tidak membutuhkan kehadiran saya lagi sebagai penyemangat hidupnya, sebagai tempatnya berbagi, dan sebagai teman yang mengerti posisinya saya akan mundur dan membiarkan dia memilih apa yang terbaik buat dirinya sekalipun meninggalkan saya. Saya tidak akan mempertahankan dia di samping saya, tidak ada sama sekali niatan untuk menyakiti wanita lain dan menghancurkan dia. Saya hanya ingin menjadi sesuatu yang berharga untuk dia, dan ketika saya memang sudah tak lagi berharga di dalam hidupnya, jika dia ingin mencampakan saya maka saya akan tetap tersenyum untuknya dan akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya. Walau rasanya sangat sulit menerima kenyataan bahwa kini dia memang tidak lagi membutuhklan saya, tapi saya yakin saya kuat. Karena dia yang selalu memberikan kekuatan itu. Saya berharap suatu hari semua orang mengerti bahwa memang tidak ada tempat bagi orang ketiga, tapi selalu ada hati di dalam setiap orang ketiga itu untuk menerima tulus kenyataan yang di lemparkan public tentang posisinya yang selalu " gelap ".