Tentang saya dan alasan mengapa ogah nikah

Kadang kita gak pernah bisa nentuin siapa yang kita sayang dan bagaimana rasa sayang itu muncul. Beberapa teman saya yang sekarang sudah menjalani hubungan pertautan kasih yang sudah beberapa tahunpun menyadari hal itu. Mereka menyatakan semua yang mereka jalani adalah proses, tidak langsung menyatakan cinta atau mengakui sang pacar adalah belahan jiwa. Bahkan samapi detik ini ada beberapa rekan saya yang masih mencari tahu apa rasa yang mereka rasakan dengan pasanagn mereka??? Saya pun merasakan hal yang sama, ketika seseoang bertanya pada saya " sayang sama pacarnya ? " saya akan menyatakan "ya" tapi selalu ada kata "tapi" di belakangnya. Kapan sebenarnya kita yakin bahwa seseorang di samping kita itu memang benar-benar orang yang kita sayang? atau memang hanya sebagai seseorang yang tidak lebih pelengkap kisah masa remaja, in memoriam gitu??? Itu juga yang membuat saya takut untuk melangkahkan kaki ke jenjang yang di sebut pernikahan, seorang pria atau wanita tidak akan sama sikap dan tingkahnya ketika mereka sudah ada pada suatu ikatan yang menurut saya sakral, sekali seumur hidup, dan komitmen yang jelas. Apa kita akan tetap bersama dengan orang yang sikapnya sudah berubah 180 derajat berbeda dengan ketika kita memilihnya untuk menjadi pendamping hidup? Mungkin hanya saya yang akan memilih option tidak menikah kalo saja semua manusia tidak bisa di ajak berkomitmen dengan jelas. Menyedihkan sekali jika mengingat saya mempunyai niat itu. Mengingat saya sangat menyukai anak kecil, dan berharap memiliki sendiri. Tapi saya juga sangat tidak menyukai komitmen yang mengikat tapi tidak jelas dan tegas. So...apa saya akan memilih untuk tidak berkeluarga? saya harap pemikiran itu akan hilang ketika saya menemukan seseorang yang menunjukan kepada saya indahnya berkomitmen.